Tetapi, bagi seorang yang baru sadar akan keluhuran Agami Jawi setelah dirinya dewasa, dan ingin kembali lagi sebagai seorang Kejawen Sejati. Percayalah, Ghusti / Tuhan Yang Maha Esa tidak akan pernah menghukumnya. Karena, ketika dirinya menganut Agama Rosul yang menempatkan dirinya tidak lagi sebagai titipan Tuhan Yang Maha Esa, dimana hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa harus melalui “Perantara” untuk menyampaikan doa atau pujian kepadaNya.
Tidak sedikit pun Tuhan Yang Maha Esa menghukumnya, apalagi ketika ia sadar dan ingin memperbaiki kesalahan masa lalunya, dan kembali ke keyakinan Agami Jawi yang hakiki tersebut. Di lain pihak, mengakui dan meyakini bahwa kehidupan dirinya adalah pinjaman dari Ghusti, yang pada awalnya dititipakan kepada orang tua mereka yang melahirkannya.