Agama Tidak Membuat Orang Jadi Baik

Tidak ada satu Agama pun di dunia, yang bisa membuat orang jadi baik.
Yang ada; Orang baik dan mempunyai niat yang baik, menggunakan Agama apa pun, untuk tujuan kebaikan. Pasti dia akan jadi baik.
Jadi pilihlah Agama yang sesuai dengan Logika dan Hati Nurani.

Jumat, 29 September 2006

Mengapa Kejawen Tidak Mempunyai Rasul

Dalam pemahaman Kedjawen, kita semua ini UtusanNya. Jadi kita tidak memerlukan Rasul atau Perantara, untuk dapat berinteraksi dengan Tuhan Yang Maha Esa.

Inti dari Kejawen adalah Manunggaling Kawulo Ghusti. Karena dengan Manunggaling Kawulo Ghusti, kita mengerti arti kebenaran yang sesungguhnya dan seutuhnya.

Seorang Kejawen memiliki hubungan yang khusus kepada sang Pencipta, tidak perlu memakai Perantara untuk mencapainya.

Oleh karenanya, untuk menjadi seorang Kejawen Sejati, kita memerlukan usaha yang ekstra untuk memahaminya, melalui Olah Roso. Tetapi, ketika kita sudah mendapatkan pola interaksi yang sakral tersebut, semuanya akan lebih mudah, dibanding dengan ritual semua agama yang ada di dunia ini.

Sabtu, 03 Juni 2006

Evolusi bagi seorang Kejawen

Bicara mengenai evolusi bagi orang yang beragama, dapat dilihat dari Tiga Kubu, yakni :

Kubu Pertama (Yang diyakini oleh Agama-agama Rasul)
Dalam Dogma dan Ke-Imanan beberapa agama mengkisahkan awal mulanya kehidupan manusia adalah dikarenakan adanya kutukan terhadap Adam dan Hawa, yang artinya mereka turun ke bumi, sudah berbentuk atau dengan wujud manusia seutuhnya, seperti manusia sekarang ini.

Kubu Kedua (Yang ditentang oleh Agama-agama Rasul)
Dalam pemahaman Generatio Spontanea, bahwa evolusi dimulai dari munculnya kehidupan secara kebetulan, yang lalu berevolusi menjadi manusia seutuhnya. Atau faham teori tersebut, berkeyakinan bahwa awalnya mahluk hidup, muncul dari benda mati, dan berkembang terus. Hingga penyempurnaannya melalui evolusi.

Kubu Ketiga (Yang diyakini oleh Agami Jawi)
Dalam logika Seorang Kejawen, bahwa Tuhan Yang Maha Esa memberikan Kehidupan Awal Yang Hakiki, selanjutnya mereka Berevolusi. Logika inilah yang diyakini oleh Seorang Kejawen. Sehingga kami tidak memerlukan Dogma dan Ke-Iman-an, karena semuanya logis adanya.

Setelah pemberian nyawa atau kehidupan yang merupakan hak absolut Tuhan Yang Maha Esa, untuk memberikan kehidupan. Dari sinilah, atau pemahaman inilah yang diyakini oleh seorang Kejawen sebagai awal permulaan terbentuknya Mahluk Hidup, dan kemudian terbentuklah Manusia Purba, hingga ber-evolusi menjadi Manusia Seutuhnya, seperti sekarang ini.

Hal yang menguatkan Logika Berfikir Seorang Kejawen, adalah;
Kita lupa bahwa Bapak Teori Evolusi adalah Charles Darwin, dimana dalam bukunya "The Origin of Species" yang diterbitkan tahun 1859, sesungguhnya ia pun mengakui bahwa kehidupan, "pada mulanya dihembuskan oleh sang Pencipta ke dalam satu atau beberapa bentuk."

Selanjutnya seorang Kejawen melakoni Olah Roso, hingga akhinya seorang Kejawen dapat menemukan atau awalnya hanya merasakan adanya Tuhan Yang Maha Esa.

Sejarah Bukan Dongeng

Sejarah bukanlah sebuah dongeng, banyak Agama yang berkisah berdasarkan Dogma, dan akhirnya menuntut ke-Iman-nan seseorang. Hal ini dikarenakan, sulit untuk membuktikannya, atau mungkin memang tidak ada buktinya.

Seorang Kejawen harus selalu bertanya secara logika, agama yang dianutnya (Agami Jawi), sehingga ia tidak merasa atau mengalami pembodohan.

Dengan adanya sejarah yang benar, dimana selalu ada waktu dan tempat kejadiannya, Seorang Kejawen tidak memiliki ke-Iman-nan yang dipaksakan oleh Dogma

Karena menjadi Seorang Kejawen, kita selalu dituntut kejujuran, maka ke-Iman-an adalah sebuah ketidak jujuran kepada diri sendiri. Hal ini dikarenakan, adanya percaya yang dipaksakan.