Hal ini dikarenakan, pernikahan adalah sebuah proses penyatuan dua belah jiwa menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Oleh karenanya bagi Seorang Kejawen Sejati, pasangan disebut dengan singkatan "Garwo" Sigarane Nyowo (Belahan Jiwa), sehingga satu diantara belahan tersebut hilang, hilanglah semuanya.
Di agama manapun, kita mengenal bahwa manusia hanya memiliki "Satu Nyawa." Untuk itulah tanpa harus ada Kitab dan Ayat-ayat yang ber-Pokrol Bambu, maka jelas bagi Seorang Kejawen Sejati, kita tidak mengenal apa yang disebut dengan Poligami atau Poliandri.
Hal ini dapat ditelaah oleh diri kita sendiri dengan menerapkan Segitiga Interaksi Diri
Semoga Pernikahan Kita benar-benar Sakral adanya dihadapan Tuhan Yang Maha Esa.
Dan bukan sebagai selubung dari legitimasi pelampiasan Libido semata.